PEJUANG BIAYA HIDUP BERPAHAL ,PEJUANG GAYA HIDUP DIHISAB BAHKAN DIAZAB ,BEGINI KETERANGAN QURAN DAN HADITSNYA
بــــــــسم الله الرحمن الرحيم,وبه نستعين
الحمدلله وصلى الله سبحانه وبحمده على سيدنامحمد الأمي و آله وصحبه أجمعين
Perihal memperjuangkan Biaya Hidup dan memperjuangkan Gaya Hidup,jelas tidak sama dan berbeda sekali, tetapi banyak orang yang salah persepsi di dalam memahami kedua hal tersebut.
Mereka berpendapat "dua-duanya berpahala", padahal tidak demikian, halnya, karena yang berpahala itu hanyalah untuk orang yang memperjuangkan biaya hidup keluarganya.
Sedangkan untuk "gaya hidup" itu hanyalah kesenangan dunia belaka untuk sesekali boleh dilakukan, tapi kalau untuk seringkali apalagi kalau untuk berbangga - bangga dan Menyakiti hati orang lain; yang notabennya tidak mampu atau sengaja bersaing dengan tetangga , serta berbuat sombong terhadap mereka, Maka hal itu jelas tidak boleh , jelas akan dihisab bahkan menghasilkan dosa
Kedua permasalahan ini
Mempunyai dalil yang terang benderang dari Alquran dan hadits serta fatwa ulama jelas sekali
Perhatikan Dalil-dalil berikut ini :
A.Dalil Usaha Untuk Biaya Hidup
B.Dalil dan Keterangan untuk Pejuang Gaya hidup
1.Surah Al-Baqarah ayat 233:
وَعَلَى الْمَوْلُوْدِ لَهٗ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِۗ
Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut.
2.hadits 1
إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا ، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِى امْرَأَتِكَ
Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah ﷻ (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (H.R. Bukhari).
3.Hadits 2
مَا أَطْعَمْتَ نَفْسَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ وَلَدَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ
Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah,begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah (H.R. Ahmad)
4.Hadits 3
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
دِينارٌ أنفقته في سبيل الله ودينارٌ أنفقته في رقبة ودينارٌ تصدقت به على مسكين ودينارٌ أنفقته على أهلك أعظمها أجرا الذي أنفقته على أهلك
“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya paling besar adalah yang engkau berikan untuk keluargamu.”
(HR. Muslim)
5.Hadits 4
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda
إن الله يحب الفقير المتعفف أبا العيال
“Allah menyukai orang fakir yang apik dan yang menjadi tulang punggung keluarga” (HR Ibnu Majah).
6.Hadits 5
مر على النبي صلى الله عليه وسلم رجلٌ، فرأى أصحابُ رسول الله صلى الله عليه وسلم من جَلَدِه ونشاطِه، فقالوا: يا رسول الله، لو كان هذا في سبيلِ الله، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إن كان خرجَ يسعى على وَلَدِه صِغارًا، فهو في سبيل الله، وإن كان خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين، فهو في سبيل الله،
“Seorang sahabat pernah berpapasan dengan Nabi sallallahu alaihi wasallam, lalu para sahabat juga turut menyaksikan sahabat tadi yang warna kulitnya legam dan sangat rajin, mereka pun berkata, “Wahai Rasululullah, seandainya (pria semacam ini) ikut berjihad. Lalu Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menimpali, “Jika dia keluar rumah untuk menafkahi anaknya yang kecil dia (jihad) di jalan Allah, jika dia keluar untuk menafkah dua orang tuanya yang sudah renta, dia di jalan Allah” (HR. Ath-Thabrani. dari Ka’ab bin Ujroh)
7.Hadits 6
عن رسول الله صلى الله عليه و سلم أنه قال من الذنوب ذنوب لا يكفرها إلا الهم بطلب المعيشة
“Dari Rasulullah saw., ia bersabda, ‘Dari sekian dosa terdapat jenis dosa yang tidak dapat ditebus kecuali dengan kebimbangan untuk mencari penghidupan (keluarga)’”
(HR At-Thabarani, Abu Nu’aim, dan Al-Khatib).
8.Hadits 7
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوْتَهُ
“Cukuplah bagi seseorang untuk mendapatkan dosa bila ia menahan makanan dari orang yang berhak mendapatkan makanan darinya”
(HR. Muslim )
Kesemuaan hadits-hadits di atas adalah pahala untuk mereka yang memperjuangkan "biaya hidup" dan bukan gaya hidup
Adapun untuk mereka yang memperjuangkan "gaya hidup" itu, tidak diperlukan banyak dalil, cukup akan saya tuliskan ayat pertama dan kedua dari surat Attakatsur
{ ألهَاكُمُ التَّكاثُرُ حتى زُرْتُمُ المَقابِرَ }
Berbangga-bangga telah melalaikan kalian sehingga kalian bertemu dengan kuburan. (Q.S.Attakatsur : 1- 2)
1.Tafsir Thobari(W.310 H)
Pengarang tafsir kabari menulis
"ألهاكم أيها الناس المباهاة بكثرة المال والعدد عن طاعة ربكم، وعما ينجيكم من سخطه عليكم. وبنحو الذي قلنا في ذلك قال أهل التأويل"
Telah membuat kalian lalai Wahai Manusia Kebanggaan kebanggaan karena banyaknya harta,perilaku ritual ibadah serta terselamatnya kalian dari berbagai kemurkaanNya dan hal yang serupa itu
2.Tafsir AlKabir liImam Arrozi (W.606 H)
Pengarang tafsir ar Razi menulis
فقال: { أَلْهَـٰكُمُ ٱلتَّكَّاثُرُ } ويدخل فيه التكاثر بالعدد وبالمال والجاه والأقرباء والأنصار والجيش، وبالجملة فيدخل فيه التكاثر بكل ما يكون من الدنيا ولذاتها وشهواتها.
Makna dari ayat "alhakumut Takatsur" termasuk di dalamnya adalah, berbangga-bangga tentang jumlah anak , istri ,harta, jabatan, ketokohan, banyaknya jumlah teman, asisten, pasukan dan hal-hal yang serupa itu yang menunjang untuk kepentingan duniawi dan syahwat
3.Tafsir Qurtubi (W.671 H)
Pengarang kitab tafsir Al qurtubi menulis
أي شغلكم المباهاة بكثرة المال والعدد عن طاعة الله، حتى مِتم ودفنتم في المقابر. وقيل { أَلْهَاكُمُ }: أنساكم. { ٱلتَّكَّاثُرُ } أي من الأموال والأولاد، قاله ابن عباس والحسن. وقال قتادة: أي التفاخر بالقبائل والعشائر. وقال الضحاك: أي ألهاكم التشاغل بالمعاش والتجارة
Maksud Ayat tersebut adalah kebanggaan terhadap harta dan bentuk-bentuk kepatuhan kepada Allah, telah membuat kalian lalai, sehingga kalian meninggal ;wafat dan menemui kuburan.
Di sana disebutkan juga ucapan Ibnu Abbas,Qatadah dan Hasan radhiyallahu Anhum berkata maksudnya adalah berbangga-bangga terhadap kabilah, suku dan klan.
4.Tafsir Ibnu Katsir ( W.774 H)
Di dalam tafsir Ibnu Katsir tertulis
أشغلكم حب الدنيا ونعيمها وزهرتها عن طلب الآخرة وابتغائها، وتمادى بكم ذلك حتى جاءكم الموت، وزرتم المقابر، وصرتم من أهلها
Cinta dunia dan kenikmatannya serta kemewahannya telah melalaikan kalian dan menyibukkan kalian daripada mencari pahala di akhirat sehingga datanglah maut menjemput kalian pada saat itu kalian akhirnya , diklaim menjadi ahli dunia.
5.Tafsir Jalalain (W.864 H)
{ أَلْهَٰكُمُ } شَغلكم عن طاعة الله { ٱلتَّكَّاثُرُ } التفاخر بالأموال والأولاد والرجال.
Kaca "alhakum" berarti "menyibukkan kalian kebanggaan tersebut dari mentaati Allah Subhanahu Wa Ta'ala" "attakasur" berarti berbangga-bangga terhadap harta anak dan hubungan kekerabatan yang bagus.
Kesimpulannya adalah, bahwa dari 5 kitab tafsir tersebut adalah bahwa "kebanggaan - kebanggaan yang membuat lalai, dari mentaati Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mengingat hari akhirat, seperti : berbangga-bangga dengan jumlah istri, anak, harta, kekayaan, pekerjaan yang gajinya subur,jabatan, ketokohan, bagusnya hubungan nasab,kekerabatan, bagusnya kesukuan klan dan hal-hal yang serupa; yang sesuai dengan kepentingan nafsu syahwat duniawi, semuanya bakal dihisab bahkan membanggakan bentuk ketaatan itu sendiri juga tidak baik"
Semua poin yang disebut di atas adalah bentuk Gaya Hidup dan para pejuangnya jelas tetap akan dihisab, bahkan mungkin diazab......
naudzubillahimindzalik 🤲 wallahualam.
A.Hikam.S
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد بعدد حروف كلام الله، وصل وسلم عليه وآله في أول الكلام وأوسطه وآخره،اللهم آته الوسيلة والفضيلة برحمتك ياأرحم الراحمين
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Tanggapi ! Bebas Sopan.....