BENARKAH WARAQAH BIN NAUFAL SEORANG DUKUN??? INI PERNYATAAN PARA TOKOH MUSLIM
Waraqah bin Naufal seorang dukun atau kahin (كاهن) dalam bahasa Arabnya ; merupakan "pendapat pribadi Gus Muwafiq" dalam salah satu ceramahnya hanya beliau seorang yang mempunyai pendapat seperti itu.
Sedangkan selain Gus muwafiq belum atau bahkan tidak ditemukan 1 tokoh pun yang menisbatkan atau mengkaitkan waraqah bin Naufal dengan kata dukun,pemirsa boleh memperhatikan penuturan-penuturan dan pendapat-pendapat para ulama serta para ahli sejarah yang ada di kitab-kitab maupun tersebar di internet.
Penjelasan
Adapun Nisbah (kaitan) yang kita dapatkan dalam kitab-kitab maupun situs-situs di internet sebagai berikut ;
1. Waraqah bin Naufal seorang Yahudi
2.Waraqah bin Naufal seorang Nasrani
3.Waraqah bin Naufal seorang Kristen
4.Waraqah bin Naufal seorang Ahli Kitab
5.Waraqah bin Naufal seorang Pendeta
6.Waraqah bin Naufal seorang Ahli kitab Tauroh dan Injil
7.Waraqah bin Naufal seorang Ahli sejarah ( Muaarikh )
8.Waraqah bin Naufal seorang penganut Agama Ibrahim
9.Waraqah bin Naufal seorang Muslim (pada akhirnya)
10.Waraqah bin Naufal seorang Yang anti berhala
11.Dsb.....
Tidak ditemukan kata "dukun atau kahin pada pribadi waraqah bin Naufal selain pernyataan dari Gus muwafiq.
Di bawah ini saya akan menyertakan pendapat tokoh NU yang memberikan penjelasan tentang riwayat-riwayat atau situs mengenai sosok waraqah bin Naufal sebagai berikut :
Kesatu
(Syekh Abdussalam Muhammad Harun, Nawâdir al-Mahthûthât, Kairo: Mathba’ah Musthafa al-Babi al-Halabi, 1973, juz 1, h. 327)
kedua
Ia ( waraqah bin Naufal) menentang penyembahan berhala yang dilakukan masyarakatnya,salah satu riwayat yang menunjukkan keyakinannya adalah perkataannya terhadap teman-temannya:
(Imam Ibnu ‘Asakir, Tarîkh Madînah Dimasyq, Beirut: Darul Fikr, 1995, juz 3, h. 424)
ketiga :
Imam Ibnu Ishaq berkata:
(Imam Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf Syarh al-Sîrah al-Nabawiyyah lî Ibn Hisyâm, Kairo: Darul Hadits, 2008, juz 1, h. 361-364).
keempat:
Dari berbagai riwayat, Waraqah bin Naufal adalah orang yang haus dengan kebenaran. Ia berkelana ke sana-kemari mencarinya, melintasi berbagai negeri dan kota.
Dalam salah satu riwayat diceritakan:
(Imam Ibnu ‘Asakir, Tarîkh Madînah Dimasyq, Beirut: Darul Fikr, 1995, juz 19, h. 500)
Kelima :
Sebagai saudara sepupunya, Sayyidah Khadijah mengetahui keahlian Waraqah bin Naufal. Karena itu, ia membawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepadanya, dan menanyakan peristiwa yang dialami suaminya. Setelah diceritakan secara mendetail, Waraqah bin Naufal mengatakan:
(Imam Abu Bakr al-Baihaqi, Dalâ’il al-Nubuwwah, Kairo: Dar al-Rayyan li al-Turats, 1988, juz 2, hlm 158-159)
Keenam :
Dalam riwayat lain dikatakan, pertama kali Sayyidah Khadijah menemui Waraqah adalah ketika ia mendengar cerita pembantunya, Maisarah, tentang perkataan Rahib yang melihat Muhammad dilindungi oleh dua malaikat. Dalam riwayat itu dikatakan
(Imam Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf Syarh al-Sîrah al-Nabawiyyah lî Ibn Hisyâm, 2008, juz 1, h. 364)
Ketujuh :
Waraqah bin Naufal diperkirakan wafat sekitar tahun 610 M, tidak lama setelah Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya. Soal kedudukannya di akhirat, banyak riwayat yang menunjukkan bahwa Waraqah adalah ahli surga. Berikut beberapa riwayat yang menjelaskan tentang itu
(Imam Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, Beirut: Darul Qiblah lil-Tsaqafah al-Islamiyyah, 2006, juz 20, h. 233)
Kedelapan :
Imam Abu al-Qasim al-Suhaili (508-581 H) dalam al-Raudl al-Unuf menulis satu paragraf khusus membahas kedudukan Waraqah bin Naufal di akhirat. Beliau menulis:
“Waraqah adalah seseorang yang beriman kepada nabi sebelum masa diutus, al-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: (Aku melihat Waraqah bin Naufal dalam mimpi, dia mengenakan baju putih. Jika dia termasuk ahli neraka, dia tidak akan mengenakan baju putih). Hadits ini lemah dalam isnadnya karena ada Utsman bin Abdurrahman, tetapi hadits tersebut dikuatkan dengan perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini: (Aku melihat pendeta—maksudnya Waraqah—dia mengenakan baju sutera, karena dia adalah orang pertama yang beriman kepadaku dan membenarkanku).”
(Imam Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf Syarh al-Sîrah al-Nabawiyyah lî Ibn Hisyâm, 2008, juz 1, h. 362)
Dengan dasar beberapa riwayat di atas, bisa dikatakan bahwa Waraqah bin Naufal termasuk ahli surga seperti yang dikatakan oleh Rasulullah. Salah satu alasan kenapa Waraqah termasuk ahli surga, Imam Abu al-Qasim al-Suhaili mengatakan: “wa kâna yadzkurullaha fî safarihi fîl jâhiliyyah wa yusabbihuhu—(karena) Waraqah bin Naufal (selalu) mengingat Allah dalam (setiap) perjalanannya di masa jahiliyah dan (selalu) bertasbih kepada-Nya.”
Perhatikan 'ibaroh ke sembilan potongan syair Waraqah bin Naufal yang rasanya perlu ditampilkan, Sebagai bukti klaim Ibaroh Kedelapan
Kesembilan
“Sungguh telah kunasihati orang-orang, kukatakan pada mereka: aku adalah pengingat, agar kau tak mudah terbujuk orang. Jangan pernah kau sembah tuhan yang bukan penciptamu.”
(Imam Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf Syarh al-Sîrah al-Nabawiyyah lî Ibn Hisyâm, 2008, juz 1, h. 362)
Kesimpulan :
Sebaiknya kita mengambil pendapat mayoritas dalam urusan sejarah ini sama halnya dengan beragama hendaklah mengikuti pendapat mayoritas walaupun bukan jaminan mengikuti Jombor itu adalah kebenaran coba perhatikan sebuah hadits yang telah diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik –radhiallahu anhu – , Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ أُمَّتِي لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلَالَةٍ، فَإِذَا رَأَيْتُمُ اخْتِلَافًا
فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ
“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat di atas kesesatan. Maka apabila kalian melihat perselisihan, wajib atas kalian mengikuti golongan yang paling banyak (mayoritas).” (HR. Ibnu Majah
Wallahu a’lam...
By Ahmad Hikam Suni Al Faqir
Semua bukti ini dari 1 sampai 9 , saya nukilkan dari salah satu situs milik NU sebagai berikut ini
NAHDHATUL ULAMA


Komentar
Posting Komentar
Silahkan Tanggapi ! Bebas Sopan.....