Merayakan Malam Tahun Baru Terlarang Ini Dalilnya

Pengajian Ke 108

بــــــــسم الله الرحمن الرحيم,وبه نستعين الحمدلله وصلى الله على 
سيدنامحمد وعلى آله أجمعين






Pembahasan
Berdasarkan dalil dan Sejarah dapat disimpulkan bahwa Peringatan Malem Tahun Baru Masehi itu adalah "Zuur" yang disifatkan sebagai perbuatan Bathil ,Zuur berarti  Kepalsuan yang seorang muslim tidaklah pantas ikut-ikutan melaksanakannya ,hal ini berdasarkan ayat beserta Tafsir Qurthubi dibawah ini :

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

"Dan orang-orang yang tidak menyaksikan kepalsuan, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS al-Furqan : 72)

Dalam menafsirkan ayat diatas Imam Al Qurthubi bahkan menukilkan pendapat Ibnu Abbas yang menyatakkan "Zuur" adalah Hari Raya Para musyrikin" ,sedangkan Malam Tahun Baru Termasuk Hari Raya mereka ( para kaum musyrikin) ;  dimana mereka merayakannya untuk Dewa Januari yang akan kami paparkan secara singkat dibawah ini ,insyalloh..

Inilah Ibarah Tafsir Qurthubi yang dijadikan sebagai rujukan : 

فيه مسألتان: الأولى: قوله تعالى: { وَٱلَّذِينَ لاَ يَشْهَدُونَ الزُّورَ } أي لا يحضرون الكذب والباطل ولا يشاهدونه. والزور كل باطل زُوّر وزُخرِف، وأعظمه الشرك وتعظيم الأنداد. وبه فسر الضحاك وابن زيد وابن عباس. وفي رواية عن ابن عباس أنه أعياد المشركين. عِكرمة: لعبٌ كان في 
الجاهلية يسمى بالزور. مجاهد: الغناء وقاله محمد بن الحنفية أيضاً. 

Untuk mempersingkat pembahasan penulis yang doif ini sengaja tidak menterjemahkan tulisan Imam Qurthubi rahmahulloh diatas.

Selain ini dalil diatas masih banyak lagi dalil-dalil  yang melarang kita untuk menyertai kegiatan- kegiatan kaum musyrikin tersebut,kami sengaja tidak menukilkannya.

Sejarah Singkat
Adapun Sejarah  Januari itu berasal dari kata Janus. Janus adalah salah satu nama dewa dalam mitologi Roma. 




Dewa Janus memiliki dua wajah, sehingga bisa melihat ke depan dan ke belakang secara bersamaan.

Menurut kepercayaan orang Romawi, Dewa Janus adalah dewa permulaan dan dewa akhir yang bisa melihat masa depan dan masa lalu.

Dalam mitologi Romawi Kuno, dikenal seorang dewa berwajah dua. Satu menghadap ke depan, dan satunya ke belakang. Untuk menentukan mana yang depan atau belakang, ditandai dengan wajah yang menghadap depan selalu tersenyum, dan optimis, sedangkan yang menghadap ke belakang selalu terlihat muram, dan sedih. Dewa itu bernama Yanus, yang bisa pula berarti pintu, gerbang, gapura atau lorong masuk.

Itulah mengapa bulan pertama setiap tahun dinamakan dengan bulan Januari, Ianuarius Mensis (Latin, bulan Januari) dan bulan ini bisa dikatakan berwajah dua. Wajah yang satu menghadap ke tahun sebelumnya, dan lainnya ke tahun berjalan.

Dewa Yanus dikatakan bermuka dua, namun bermuka dua dalam konteks waktu yang dapat dijalankan. Setiap awal tahun kita biasanya memiliki resolusi tahun baru yang didapatkan dari dualisme masa yaitu masa lampau, dan masa mendatang (dengan berpijak dari masa lampau, kita akan meraih masa depan) dan mengisi waktu di antaranya.

 Kesimpulan 
Dari Sejarah asal usul  Bulan Januari dan dalil diatas menunjukan bahwa tidak sepantasnya kaum muslimin yang sayang dengan Iman yang ada didalam hatinya ikut- ikutan merayakannya Hari Raya orang - orang diluar Islam.
Wallohu'alam 

By . Ahmad Hikam 

 اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد بعدد حروف كلام الله، وصل وسلم عليه وآله في أول الكلام وأوسطه وآخره،اللهم آته الوسيلة والفضيلة برحمتك ياأرحم الراحمين

Komentar

Postingan Populer