SESAT ITU BUKAN KARENA JAHIL SAJA ;TAPI JUSTRU KARENA ILMU ; AYAT 23 AL JATSIAH DAN INI PENJELASANNYA BESERTA 10 TAFSIR YANG TERKENAL

Kajian Ke 91
بــــــــسم الله الرحمن الرحيم,وبه نستعين الحمدلله وصلى 
الله على سيدنامحمد وعلى آله أجمعين


■ Deskripsi 
Alloh berfirman :
وأضله الله على علم 
"Dan Allah menyesatkannya berdasarkan suatu ilmu"
 ( Penggalan ayat 23 Al Jatsiah)

Ayat selengkapnya: 
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تذكرون

" Terjemah Arti: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"

■ Penjelasan Potongan Ayat : 
Berdasarkan pengetahuan  ( Ilmunya sendiri)
○ Makna Tafsil 
 وأضله الله 
Dan Allah menyesatkannya

 على علم 
berdasarkan pengetahuan  ( Ilmunya sendiri)

○ Makna Global 
Dan Allah menyesatkannya berdasarkan pengetahuan  ( Ilmunya sendiri)

Sesat berdasarkan ilmu disini maksudnya ada 2 hal :

A.Sesatnya si hamba karena ilmuNya yang telah tertulis sejak zaman azali

B.Sesat karena ilmu nya sendiri

Kesimpulan ini saya ambilkan dari salah satu kitab tafsir yang tergolong tua yaitu Tafsir Al Mawardi 
tertulis sebelum tahun 450 H, sbb :
وفي قوله: { عَلَى عِلْمٍ } وجهان:
أحدهما: على علم منه أنه ضال، قاله مقاتل.
الثاني: قاله ابن عباس أي في سابق علمه أنه سيضل
Lafazh " berdasarkan ilmu "maksudnya ada 2 pendapat :

○ Pertama : 
ia sesat karena ilmu yang ia miliki, ini juga pendapat Muqotil rahimahullah 

○ Kedua     :
seperti pernyataan Ibnu Abbas
 " في سابق علمه أنه سيضل"
Alloh menyesatkannya berdasarkan Ilmunya ( atau IlmuNya) bahwa si hamba akan sesat.

■ Pendapat 10 Ahli Tafsir (Mufassirin) Termasyhur
Untuk menambah wawasan kita dalam memahami potongan ayat diatas silahkan baca Tanggapan 10 Mufassiri beserta artinya  dibawah ini :

1.Tafsir Tobari
وأضَلَّهُ اللّهُ على عِلْمٍ } يقول تعالى ذكره: وخذله عن محجة الطريق، وسبيل الرشاد في سابق علمه على علم منه بأنه لا يهتدي، ولو جاءته كل آية. وبنحو الذي قلنا في ذلك قال أهل التأويل. ذكر من قال ذلك: حدثني عليّ، قال: ثنا أبو صالح، قال: ثني معاوية، عن عليّ، عن ابن عباس { وأضَلَّهُ اللّهُ على عِلْمٍ } يقول: أضله لله في سابق علمه
Alloh membiarkan nya( bersama pengetahuannya) berjalan dengan menyimpang dari jalan yang semestinya.
[ terjemahan dipersingkat]
At Thobari juga menukilkan kata kata Ibnu Abbas radhiallohu'anhuma :
"أضله لله في سابق علمه"
Alloh menyesatkannya berdasarkan Ilmunya ( atau IlmuNya)

2.Tafsir Bahrul Ulum Samarqandi
يعني علم منه أنه ليس من أهل الهدى
Maksudnya Ia sudah diketahui bahwa bahwa ia bukan golongan orang yang mendapat petunjuk

3.Tafsir Al Baghawi
وَأَضَلَّهُ ٱللهُ عَلَىٰ علمٍ } ، منه بعاقبة أمره، وقيل على ما سبق في علمه أنه ضال قبل أن يخلقه، 
Maksudnya hal Sesatnya sihamba tersebut  diketahui sesudah urusan selesai, dikatakan bahwa memang ia telah terdaftar dalam ilmu Alloh sebagai Ahli sesat sebelum ia tercipta"

4.Tafsir Arrozi 606
ثم قال تعالى: { وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ } يعني على علم بأن جوهر روحه لا يقبل الصلاح، ونظيره في جانب التعظيم

berdasarkan pengetahuan  ( Ilmunya sendiri) maksudnya karakter inti rohaninya memang tidak menerima kebaikan dengan menimbang kesetaraan wujudnya rasa ta'zhim terhadap kebaikan.

Qurtubi juga mengutip Tafsiran ini , dengan lafazh yang sama 

[Perlu Diketahui Tafsir Arrozi ditulis sebelum tahun 606 H . Sedang tafsir  Qurtubi  ditulis sebelum tahun  671 H. 
Jadi Tafsir Arrozi lebih dahulu Beredar nya daripada Tafsir Qurtubi ]

5.Tafsir Baidowi (W.685 H)
وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ } وخذله. { عَلَىٰ عِلْمٍ } عالِماً بضلاله وفساد جوهر روحه. 
Alloh membiarkan (hambNya) mengikuti pengetahuannya sendiri

Alloh maha tahu atas kesesatan dan k haqiqat kerusakan pada elemen ruhani hambaNya tersebut.

6.Ibnu Katsiron (W.773 H)
وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ } يحتمل قولين أحدهما وأضله الله لعلمه أنه يستحق ذلك، والآخر وأضله الله بعد بلوغ العلم إليه وقيام الحجة عليه. والثاني يستلزم الأول، ولا ينعكس {
Maksudnya mengandung dua pengertian :
Kesatu :Berdasarkan Ilmu Alloh ia berhak disesatkan, disisi lain setelah sampainya beberapa ilmu dan ilmu itu menyerang kepada si hamba tersebut Alloh menyesatkannya 
Kedua :memastikan seperti bagian akhir 

7.Tafsir Jalalain 
 { وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ } منه تعالى: أي عالماً بأنه من أهل الضلالة قبل خلقه 
"Alloh maha tahu bahwa memang ia telah terdaftar sebagai Ahli sesat sebelum ia tercipta"

8.Tafsir Showi
والمعنى أضله في حال كونه عالماً بالحق غير جاهل به، فهو أشد قبحاً.
Maknanya ia memang seorang alim; tahu tentang mana hak mana bathin ; maka kesesatan nya membuatnya lebih tersesat lagi

9.Tafsir Syaukani
{ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ } أي على علم قد علمه، وقيل المعنى أضله عن الثواب على علم منه بأنه لا يستحقه، 
Maksudnya " ia tersesat berdasarkan pengetahuannya sendiri , dikatakan : ia tersesat dari memperoleh pahala yang ia tidak berhak menerima pahala berdasar ilmunya sendiri " 

[ kata"nya" bukan dengan huruf kapital]


10.Tafsir Maha sini Ta'wil 13
! { وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ } ، أي: عالماً بحاله، من زوال استعداده، وانقلاب وجهه، إلى الجهة السفلية، أو مع كون ذلك العابد للهوى عالماً بعلم ما يجب عليه فعله في الدين
Maksudnya dia tau  terhadap kondisinya sendiri mengenai hal-hal yang dapat mencelakainya pada hari kiamat dan sikap berpaling kepada arah yang membawa kepada hal- hal yang hina ( renda)dengan kata lain ia menjadi sosok penyembah hawa nafsu  sedangkan ia tahu tentang kewajiban- kewajiban dalam Agama (Islam)

■ Kesimpulannya

Alim Ulama mengatakan :
Jika dhomir "Hi" itu kembali kepada Yang disesatkan maka maksudnya adalah Ia berilmu tapi senang memperturutkan hawa nafsu , jika dhomir "Hi" kembali kepada Alloh maka maksudnya itu merupakan ketetapanNya ( dengan kebijakanNya tentunya), dalam hal ini Alloh tidak boleh ditanya berdasarkan QS.Al - Anbiya: .... silahkan buka!

Pandangan saya sesudah membaca Tafsir-tafsir " Kemungkinan ia salah dalam beberapa hal : 
1.Salah memilih guru diawal belajar
2.Salah memilih ilmu ; tidak tahu membedakan mana ilmu yang seharusnya dan semestinya ia kaji.
3.Salah dalam memilih buku bacaan 

Tiga hal ini ia lakukan karena memperturutkan hawa nafsunya tanpa dibarengi dengan taubat sebelum wafatnya

Wallohu'alam 

By Ahmad Hikam Suni 

Komentar

Postingan Populer