“Keluarga ngeluarin fidyah buat yang sudah meninggal… itu fidyah apa sebenarnya?”

بــــــــسم الله الرحمن الرحيم 


“Keluarga ngeluarin fidyah buat yang sudah meninggal… itu fidyah apa sebenarnya?”

Biasanya, yang dimaksud keluarga ketika bilang “kita bayarin fidyah buat almarhum” adalah:

1. Fidyah puasa Ramadhan yang ditinggalkan oleh si mayit

Ini pendapat mazhab Syafi’i, Hanbali, dan mayoritas ulama:

Kalau seseorang meninggal dan masih punya hutang puasa Ramadhan, maka walinya boleh membayarkan fidyah:
➤ 1 hari puasa = 1 mud makanan (sekitar 0.6 kg beras atau seukuran itu).


Ini dilakukan kalau almarhum dulu tidak sanggup meng-qadha sampai meninggal karena sakit menahun, uzur, atau terus-terusan gak kuat.

Kalau dulu sebenarnya kuat qadha tapi menunda-nunda → ulama beda pendapat. Tapi praktik masyarakat biasanya tetap bayar fidyah sebagai bentuk ihtiyat (kehati-hatian).

2. Bukan fidyah lain (bukan fidyah haji, bukan dam), tapi murni fidyah puasa

Banyak orang salah paham:
Fidyah mayit ≠ Fidyah haji, ≠ Dam, ≠ Kafarat sumpah.

Yang umum dilakukan keluarga itu hanya fidyah puasa.

3. Hukumnya?

Boleh → mayoritas ulama.

Tidak wajib, karena puasa itu ibadah badaniyah (pakai badan), sehingga yang wajib adalah qadha ketika hidup.

Tapi sunah & baik dilakukan oleh keluarga, sebagai bentuk amal atas nama mayit.

4. Dalilnya?

Nabi ﷺ bersabda:
> “Barang siapa meninggal dan punya hutang puasa, maka walinya berpuasa untuknya.”
(HR. Bukhari-Muslim)

Sebagian ulama memahami:
Kalau tidak puasa untuknya, diganti dengan fidyah.

Kesimpulan Warung Kopi-nya

Jadi singkatnya:

“Fidyah yang dikeluarin keluarga itu namanya FIDYAH PUASA RAMADHAN yang ditinggalkan almarhum.”

Bukan jenis fidyah lain.

Ukuran Bayar Fidyah (Penjelasan Santai Biar Mudah Nancep)

Kalau ngomongin fidyah, yang dibayar itu makanan pokok. Dan ukurannya itu bukan gelas, bukan mangkok, tapi pakai takaran yang namanya 1 mud.

Nah, biar gampang kebayang:

1. Satu mud itu kurang lebih segenggaman dua tangan orang dewasa

Tangan disatuin, digenggam, lalu ditimbun beras—nah itu kira-kira satu mud.
Kalau ditimbang, ulama rata-ratanya pakai angka:

± 0,6 kg beras untuk 1 hari puasa.

Jadi kalau almarhum punya 10 hari puasa yang belum keqadha, ya tinggal kali aja:

10 hari × 0,6 kg = 6 kg beras.

Gitu doang. Simple.

2. Boleh dalam bentuk makanan matang juga

Misal mau masak nasi bungkus dan dibagi ke fakir miskin, juga sah. Intinya setiap 1 hari puasa → satu porsi makanan yang layak.

Ada ibaroh fiqihnya juga:

> «وَالْمُدُّ مِقْدَارُهُ قَبْضَتَا الْيَدَيْنِ الْمُجْتَمِعَتَيْنِ»
“Satu mud adalah dua genggaman kedua tangan yang digabung.”

3. Siapa yang dikasih?

Kasih ke:
Fakir dan Miskin
Bukan sembarang orang. Dan gak harus diumumin, cukup kasih langsung aja.

Kesimpulan

Pokoknya, ukuran fidyah itu 0,6 kg beras per hari.
Atau satu porsi makanan layak per hari.
Gampang, jelas, gak perlu muter-muter.


Hikam 

( Hikam )

Komentar

Postingan Populer