KATA PADA GARIS MERAH ( GM) MENGINGATKAN AGAR WASPADA DALAM MENGIKUTI DAN MEMPERJUANGKAN SUATU OPINI!!! KARENA BISA SAJA SESAT

بــــــــسم الله الرحمن الرحيم وبه نستعين الحمدلله مصليا ومسلما على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.  أمابعد: 
Makna kata (يَخْرُصُونَ) dan Perbedaannya dengan kata (يَظُنُّونَ) adalah : 

Makna يَخْرُصُونَ (yakhrushūn), kata خَرَصَ berarti "mengada-ada" atau "menebak-nebak tanpa dasar ilmu (dugaan kosong),makna lainnya lebih berat, karena berisi unsur kebohongan yang dibuat-buat, bukan sekadar dugaan.

Sedangkan makna يَظُنُّونَ (yazhunnūn) berasal dari kata ظَنَّ berarti artinya "menduga",menyangka atau memiliki prasangka, bisa benar bisa salah ; sebuah opini tanpa kepastian,arti lainnya " memang tidak selalu salah, hanya adanya ketidakpastian,dengan kata lain "bisa benar jika didukung dalil, bisa salah jika tanpa bukti"

Perbedaan Utama
Kata Makna Tingkat kesalahan  
Nuansa
يَخْرُصُونَ
Mengarang, mengada-ada,dusta tanpa ilmu Pasti salah Mengandung unsur kebohongan
يَظُنُّونَ 
Dugaan / prasangka Tidak pasti (bisa benar) Netral, tergantung dalil


➡️ yakhruṣūn = dusta
➡️ yazhunnūn = sekadar prasangka


Adapun makna lengkap ayat 116 — QS An'am ini 

﴿ وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ﴾

Makna umum ayat ini adalah :

AllahTa'ala telah memberi peringatkan, bahwa mayoritas umumnya manusia mengikuti jalan yang salah (keliru bahkan sesat ). Jika engkau mengikuti mereka, mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, karena dasar ( pemikiran) mereka hanyalah prasangka (zhan) dan dugaan kosong serta kedustaan (khars). (Karena )Mereka berbicara tentang agama dan kebenaran tanpa ilmu.

Yang Digarisbawahi :
➡️ Kebenaran bukan ditentukan oleh jumlah pengikut, tapi oleh Wahyu Ilahi yang isinya dalil dan ilmu 
➡️ Mayoritas manusia hanya mengikuti opini, bukan wahyu.

Kesimpulan Para Mufassirin
Para mufassirin sepakat bahwa:
a. Umumnya manusia ketika jauh dari wahyu Ilahi akan terperangkap jatuh ke dalam dugaan dan kebohongan.
b. Ayat ini menjadi peringatan keras untuk tidak mengikuti opini publik dalam masalah agama ( islam) tanpa ilmu.
c. Istilah الظن di sini = prasangka tanpa dalil.
d. Istilah يخرصون di sini = kebohongan yang sengaja dibuat-buat.

Ayat ini yakni 116 Al An'am, menunjukkan bahwa kebenaran tidak diukur dari jumlah dukungannya, tetapi berdasarkan wahyu Ilahi dan ilmu dari para ulama.

Uraian Para Mufassir
A. Tafsir Jalalain
Kebanyakan manusia bila diikuti akan menyesatkan dari jalan Allah.
Mereka mengikuti prasangka belaka, bukan ilmu.

يَخْرُصُونَ = “yukadzdzibūn” (mereka berdusta / mengarang-ngarang).

Artinya: semua yang bukan wahyu hanyalah dugaan kosong dan kebohongan.


B. Tafsir Al-Qurṭubi
“Mayoritas manusia rusak, maka jangan tertipu oleh banyaknya jumlah.”
Mereka tidak punya dalil kecuali prasangka dan perkiraan manusiawi.

Khars dalam syinonimnya bermakna:kadzib (dusta),taqawwul (mengada-ada),
qawl bi-la ‘ilm (ucapan tanpa ilmu).

Ayat ini menjadi dalil bahwa pendapat khalayak manusia atau masyarakat umum bukan hujjah jika menyalahi syariat.

C. Tafsir Ibnu Katsir
Jika engkau menaati pendapat dan keinginan mayoritas manusia, engkau akan tersesat.

[Engkau = Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam] 

Mereka -jelas- tidak mengikuti wahyu,tapi hanya mengikuti perkiraan dan syubhat ( kesamaran ) semata.

Kata yakhruṣūn (يخرصون)menurut Ibnu Katsir:

“يتصوّرون ويکذبون ”
→ mereka menggambarkan sesuatu pada hati dan pikirannyaa lalu berdusta dengan memunculkan gambara pikirannya itu, bahkan mengklaimnya Ilham ( untuk golongan tertentu) 

D. Tafsir Al-Baidhāwī
Kebanyakan orang mengikuti zhān ( praduga) saja, sementara zhan adalah salah satu sebab kesesatan.

خرص= القول على الغيب بغير العلم تخمين الباطل 

Al-Baidhawi menekankan ( dengan memberikan pengertian) bahwa “khars” lebih parah daripada “zhan” karena ia bermakna rekaan ( unsur pensiasatan )yang demi suatu tujuan dan kepentingan yang menguntungkan orang tertentu) jadi , bukan sekadar dugaan belaka.

Kesimpulan Utama

يَظُنُّونَ = 
prasangka / praduga (bisa benar/salah)
يَخْرُصُونَ =
 kebohongan yang dibuat-buat (pasti salah), biasanya untuk suatu kepentingan politik politik tertentu maka diupayakan lah pensiasatan sedemikian rupa.

Ayat 116 Al an'am menegaskan bahwa mayoritas masyarakat dunia , tidak memiliki landasan ilmu, sehingga - jelas- pemikiran dan klaim yang mereka anggap benar, tidak layak dijadikan standar dalam menentukan kebenaran, untuk dijadikan acuan dan patokan.

Para mufassirin (Jalalain, Qurṭubi, Ibnu Katsir, Baidhawi) sepakat bahwa ayat ini adalah peringatan keras untuk menjauhi ucapan tanpa ilmu dan tidak mengikuti opini sesat.

Komentar

Postingan Populer