SIAPAPUN ,APAPUN JABATANNYA DAN SEGANTENG APAPUN , LAKI-LAKI KALAU SUDAH NIKAH LANGSUNG JADI TUYUL

Benarkah kita ini sosok tuyul ? Seperti poster dibawah !

Berikut ini ayat dan ulasannya 

📖 QS. An-Nisa [4]: 34
بسم الله الرحمن الرحيم 
النِّسَاءُ : ٣٤
ٱلرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ 
Latin:
Ar-rijālu qawwāmūna ‘alan-nisā’i bimā faḍḍalallāhu ba‘ḍahum ‘alā ba‘ḍin wa bimā anfaqū min amwālihim.

Artinya:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, (hal ini)karena Allah telah memberikan kelebihan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan oleh karena mereka (laki-laki) telah ( diberi kemampuan) menafkahkan sebagian dari harta mereka (yang telah meraka cari melalui kerja halal) .

---

📖 QS. At-Tahrim [66]: 6

التَّحْرِيم : ٦
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌۭ شِدَادٌۭ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Latin:
Yā ayyuhallażīna āmanū qū anfusakum wa ahlīkum nāran waqūduhan-nāsu wal-ḥijāratu ‘alaiha malāikatun ghilāẓun syidādun lā ya‘ṣūnallāha mā amarahum wa yaf‘alūna mā yumarūn.

Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu ( sendiri)dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras/ bengis dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.


Mengapa pelaksanaan 2 ayat diatas dikecualikan? Begini Uraiannya 

🔎 1. QS. An-Nisa 4:34 – Laki-laki sebagai Qawwam (pemimpin keluarga)

Ayat ini menegaskan bahwa laki-laki adalah qawwām (pemimpin, penanggung jawab, pelindung, pemberi nafkah) bagi istri dan keluarganya.

Laki-laki diberi kelebihan dalam tugas kepemimpinan, bukan dalam derajat kemanusiaan (semua hamba Allah sama di hadapan-Nya).

Kepemimpinan ini dibuktikan dengan menafkahkan hartanya, melindungi, mendidik, dan membimbing istri.

Dalam Tafsir Jalalain diterangkan 
يؤدِّبونهن ويأخذون على أيديهِنَّ
📖 Arti harfiah:
يؤدِّبونهن =
 mereka (para suami) mendidik / memberi adab / menanamkan tata krama kepada mereka (para wanita/istri/anak/keluarga).

ويأخذون على أيديهِنَّ =
 dan mereka (para suami) menegur, mengendalikan, atau menahan tangan mereka (yakni mencegah perbuatan salah, meluruskan tindakan mereka).

Makna tafsir jalalain diatas sudah sama dengan tafsir- tafsir yang lainnya

"Jika suami benar-benar melaksanakan ayat ini, maka ia tidak akan jadi apa yang dengan istilah mesin uang apalagi disebut sebagai tuyul , tetapi justru akan menjadi pemimpin yang dihormati, dipatuhi, dan dimuliakan"


➡️ Singkatnya : suami bukan hanya “terperas tenaganya”, tetapi punya posisi imam yang ditaati dan disegani.

---

🔎 2. QS. At-Tahrim 66:6 – Menjaga diri dan keluarga dari neraka

Ayat ini menegaskan adanya kewajiban suami/ayah untuk:
Mendidik agama, menjaga akidah,adab ibadah, dan akhlak keluarga.

Dalam Tafsir Qurthubi

وقال عليّ رضي الله عنه وقتادة ومجاهد: قُوا أنفسكم بأفعالكم وقُوا أهليكم بوصِيّتكم

📖 Artinya:
Dan berkata Sahabat Ali radhiyallahu ‘anhu, Qatadah, dan Mujahid: Peliharalah diri kalian dengan (amal soleh) perbuatan kalian, dan peliharalah keluarga kalian dengan wasiat/nasihat kalian.” 

Melindungi dari maksiat yang bisa menjerumuskan ke neraka.

Menjadi teladan spiritual/ guru agar istri-anaknya dekat dengan Allah.

➡️ Jadi, peran suami bukan hanya mencari nafkah dunia, tapi juga nafkah ilmu untuk akhirat dan pembimbing ruhani. Suami yang melaksanakan ayat ini,- jelas- tidak akan dianggap remeh, karena istrinya paham bahwa suami adalah penjaga keselamatan akhirat mereka, selain di dunianya juga.

---

📌 Kesimpulan

Sindiran “suami jadi tuyul” itu muncul kalau pernikahan dipandang hanya dari sisi duniawi:

Suami cuma dipeluk, diberi kasih sayang sebentar,

disusui (bergantung pada istri dalam kenyamanan rumah tangga ,termasuk sek , bersetubuh).

lalu dilepas ke luar rumah untuk cari uang seperti mesin pencetak duit.


Tetapi laki-laki yang menjalankan QS. An-Nisa:34 dan QS. At-Tahrim:6 berbeda:

Ia jelas seorang imam dan qawwam, bukan seorang atau sosok “tuyul”.

Ia pasti dihormati karena memberi arahan baik ,menjadi contoh, didengar karena membimbing dengan ilmu, dan dicintai karena menjaga keluarga bukan hanya fisik, tapi juga iman dan akhiratnya.


Dengan kata lain, suami bukan sekadar pencari nafkah, tapi pemimpin dunia-akhirat.

Ahmad Hikam Suni 



Komentar

Postingan Populer