Faedah Minum Susu Putih di Awal Tahun Hijriyah
بــــــــسم الله الرحمن الرحيم,وبه نستعين
الحمدلله وصلى الله سبحانه وبحمده على سيدنامحمد الأمي و آله وصحبه أجمعين
Deskripsi
Amalan minum susu di awal bulan muharram , -terutama- di malam hari tanggal 1 Muharram, sudah menjadi amalan yang viral di tengah-tengah umat islam pada saat ini, hal ini, sebagaimana yang biasa dilakukan dan dianjurkan oleh Prof. Dr. Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki kepada murid-muridnya, lalu Beliau dan murid-muridnya menyebarkannya ke seluruh dunia sampailah kepada kita hari ini.
Doa Minum Susu
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْهِ، وَزِدْنَا مِنْهُ
Ya Allah berkahilah susu kami ini dan tambahkanlah keberkahannya!!
1.Dianjurkan minum susu putih di awal tahun (1 Muharram), "tafa'ulan" meminta agar sepanjang tahun dijadikan tahun yang putih, tahun yang bersih, tahun yang melakukan kebaikan-kebaikan
2.Beliau Abuya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki jika masuk malam 1 Muharram selalu membagikan kepada santri-santrinya susu putih
"Ya Allah, berkahilah minuman kami dan tambahkanlah darinya (rezeki) pada kami"
3.Waktunya dimulai dari malam 1 Muharram (ba'da maghrib), sampai sebelum subuh 1 Muharram
4.Tafa'ulan adalah melakukan sesuatu dengan harapan mirip dengan sesuatu itu.
Marilah kita amalkan kebiasaan yang baik ini ! , bagi kita yang awam tinggal mengikuti saja nasehat para ulama yang sudah terpercaya ini.
Sekarang pertanyaannya , "siapakah pribadi seorang As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Hasani yang dikatakan sebagai Sang Murobbi Sejati dari Tanah Suci??"
Berikut ini Biografi: As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Hasani Murobbi Sejati dari Tanah Suci , ditulis di situs pmanalisa pada Juni 11, 2022, selamat menyimak ya 🙏☺️☕️☕️👇
"Mengulas perjalanan hidup tokoh seperti Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Hasani secara lengkap bukanlah perkara mudah.
Bukan karena langkanya sumber data, namun justru karena padatnya data dari berbagai aspek kehidupan beliau sebagai tokoh yang menjadi Khazanah Majami’ Al-khair (Gudang segala kebaikan).
As-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz Al-Maliki Al-Hasani atau lebih akrab dipanggil dengan sebutan Sayyid Maliki atau Abuya adalah seorang ulama besar asal Arab Saudi. Beliau lahir pada tahun 1365 H/1946 M, di kota suci Makkah, berasal dari keluarga Al-Maliki Al-Hasani yang terkenal.
Kecerdasan Abuya terlihat sejak kecil, beliau telah hafal Al-Qur’an pada usia tujuh tahun dan hafal kitab Al-Muwattha’ (kitab hadits karya Imam Malik sebagai kitab tertua) pada usia 15 tahun. Oleh karena itu, Abuya kerap dijuluki “Al-Muwattha’ berjalan”.
Nasabnya hingga pada Sayyid Hasan, cucu Rasulullah SAW. Abuya berdomisili di tanah haram, Makkah Al-Mukarramah. Di Makkah keluarganya dikenal sebagai keluarga yang berilmu, berwibawa, dan berpengaruh luas. Lima generasi di atasnya tercatat dalam sejarah negeri sebagai Ulama’ Mufti di Tanah Suci.
Riwayat Pendidikan
Pendidikan pertamanya adalah madrasah Al-Fatah Makkah, dimana ayah beliau sebagai guru agama di sekolah tersebut. Setelah ayah beliau wafat, Abuya tampil sebagai penerus ayahnya dengan kemampuan yang memadai, ia mengajar di Masjidil Haram secara halaqah. Di usia 25 tahun, Abuya meraih gelar doktor ilmu hadits di Universitas Al-Azhar kairo dengan predikat excellent dibawah bimbingan ulama besar Mesir Prof. Dr. Muhammad Abu Zahrah.
Pada usia 26 tahun, Abuya dikukuhkan sebagai guru besar ilmu hadits dan ushuluddin pada Universitas Ummul Qura Makkah, dan Universitas King Abdul Aziz Jeddah. Cukup lama beliau menjadi dosen di dua Universitas tersebut, sampai akhirnya beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta’lim di rumah.
Sang Murabbi dan para Santri
Abuya berkonsentrasi untuk mendidik ratusan muridnya di kediamanya jalan Al-Maliki, di Rushaifah, Makkah. Majelis ta’lim dirumahnya tidak hanya berkonsentrasi pada satu disiplin ilmu saja, atau dikhusukan pada kalangan tertentu, namun untuk siapa saja. Karena itu, beliau mempersiapkan desain rumahnya untuk keperluan tersebut. Rumahnya dibangun cukup luas, karena setiap hari dipergunakan untuk menampung jama’ah dalam halaqah ilmiah yang diasuh langsung olehnya.
Abuya banyak mencontohkan sesuatu dengan tindakan nyata. Dalam melatih kesabaran, beliau tidak hanya menyuruh para santrinya untuk menunggu waktu shalat dengan duduk satu jam sebelum adzan sembari membaca wirid, namun beliau sendiri melakukanya terlebih dulu.
Dari segi ruhiyyah, para santri dibina untuk selalu mengingat Allah SWT, dengan banyak berdzikir, baik lisan maupun hati. Begitu juga dalam bershalawat, tak bosan-bosanya beliau mengingatkan santri-santrinya, karena sesungguhnya dzikir dan shalawat itulah sumber ketenangan bagi jiwa. Abuya memperlakukan santri seperti anak sendiri.
Karomah Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki
Diantara karomah Abuya as-Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki adalah banyak murid dan pecinta beliau yang bermimpi jumpa Rasulullah Saw. ternyata sosoknya nyaris sama dengan sosok Abuya al-Maliki. Ini merupakan bukti nyata adanya i’tina’ khashshah (perhatian khusus) dari Rasulullah Saw. untuk beliau. Seperti dikisahkan oleh salah satu murid beliau yang baru datang dari Indonesia. Murid baru itu dengan teman-temannya ditempatkan di ‘Utaibiyyah, Makkah. Setelah satu bulan mereka dipindah oleh Abuya ke Madinah.
.
Ketika tiba di Kota Madinah, sebelum berziarah kepada Rasulullah Saw., mereka menempati syuqqah Babul ‘Awali hingga esok hari. Di malam hari, murid yang baru itu bermimpi. Dalam mimpinya ia bersama teman²nya pergi berziarah ke makam Rasulullah Saw. Sesampainya di depan makam, ternyata sudah banyak orang-orang yang menanti dan mengitari makam tersebut seakan-akan mereka menunggu seseorang yang akan keluar dari dalam makam.
.
Murid itu pun ikut serta bergerombol bersama mereka. Tiba² dari arah belakang terjadi keributan kecil, dan orang² semua melongokkan kepala untuk menyaksikan apa yang terjadi. Ternyata di sana telah berdiri seseorang yang sosoknya nyaris sama dengan Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki. Sosok itu dikitari kerumunan orang yang berteriak-teriak ramah lantaran memanggil-manggil: “Rasulullah… Rasulullah… Rasulullah…”
.
Entah mengapa, seketika itu juga si murid meyakini bahwa yang datang tiada lain adalah perawakan Abuya, dengan segala bentuk pakaian yang biasa melekat pada diri Abuya. Secara spontan pula murid itu mendekati dan merangkul Rasulullah Saw.
Terjaga dari tidur, dia duduk termenung memikirkan apa yang baru saja dialaminya dalam mimpi yang relativ singkat itu. Ia tidak berani bercerita kepada siapapun, sebab takut salah. Hanya saja mimpi itu terus terbayang dalam benaknya. Hingga suatu ketika ia bertanya kepada salah seorang teman seniornya: “Apakah ada diantara murid-murid Abuya yang pernah mimpi bertemu Rasulullah Saw.?”
Dan akhirnya dia mendapat keterangan, ternyata banyak juga yang mengalaminya. Dan diantara mereka yang mengalami itu juga menyatakan bahwa sosok Rasulullah Saw. yang sering muncul dalam mimpi mereka nyaris sama dengan sosok Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani.
.
Sebelum kewafatannya, Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas bin Abdul Aziz al-Maliki al-Hasani berdoa 3 hal:
1. Ingin meninggal di antara murid-murid dan kitab-kitabnya.
2. Yang menshalatkan di Masjidil Haram adalah imam yang cinta kepada beliau, bukan yang benci atau memusuhinya.
3. Dan meminta agar jenazahnya sebelum dikebumikan di Ma’la bisa masuk di makam Sayyidah Khadijah al-Kubra Ra., istri Rasulullah Saw.
.
Pada kenyataannya semua yang beliau harapkan itu terwujud atas izin Allah Swt. Demikianlah salah satu bukti kecintaan Allah Swt. kepada beliau. Walaupun sempat masuk rumah sakit karena sakit yang datang tiba-tiba, tetapi ketika akan wafat beliau meminta agar dibawa pulang. Dan akhirnya beliau wafat di antara murid-murid dan kitab-kitabnya.
Ketika akan dishalati di Masjidil Haram, saat itu imamnya adalah orang yang tidak beliau sukai. Tetapi ajaibnya, ketika jenazah dimasukkan ke dalam masjid, si imam tadi seakan tidak bisa mengeluarkan suara sehingga dia mundur dan digantikan oleh iman lain yaitu Syaikh Muhammad Abdullah Subayyil, seorang imam yang dekat dan cinta dengan beliau.
.
Ketika puluhan ribu manusia mengiringi kepergiannya, keranda diusung dari Masjidil Haram menuju komplek pemakaman Ma’la. Lautan manusia meliputi jalan², saat itu bergema tahlil dan dzikir.
Subhanallah,,,,, ketika dekat dengan makam Sayyidah Khadijah Ra. tiba-tiba pintu yang menutup makam Sayyidah Khadijah terbuka. Sehingga jenazah beliau pun dapat memasukinya. Baru kemudian dikeluarkan kembali untuk dibawa ke Ma’la.
.
Beliau adalah seorang yang kasyaf, artinya Allah membuka untuk beliau sesuatu yang tertutup untuk orang lain sehingga sesuatu itu begitu tampak jelas baginya. Bahkan perbuatan manusia pun tampak di hadapannya. Hal ini kurang beliau sukai sehingga seringkali beliau meminta kepada Allah agar menghilangkan kasyaf tersebut.
Beliau pernah berkata kepada salah satu muridnya, al-Habib Shaleh bin Ahmad Alaydrus: “Wahai Shaleh, sesungguhnya perumpamaan maqam kasyaf dan jadzab dibandingkan dengan maqam yang di atasnya seperti anak perempuan kecil yang senang dengan bonekanya. Dia akan merasa cukup dengan boneka itu daripada sesuatu yang lebih berharga dan lebih mahal.”.
.
Tetapi sesungguhnya karomah yang besar justru terdapat pada keistiqamahan beliau dalam beribadah, berdakwah, mengajar dan melayani umat. Cukup menunjukkan kebesaran beliau dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah menjadikan ilmu beliau manfaat, barakah dan murid²nya menyebar ke seluruh penjuru dunia menjadi ahli dakwah, ulama dan penyambung lidah Rasulullah Saw.
Demikian pula dengan karya-karya beliau yang terus akan dimanfaatkan dan diambil hikmahnya oleh manusia sepeninggal beliau. Banyak para wali Allah justru karomah mereka tampak pada karya-karya tulisnya seperti Imam an-Nawawi dan juga tampak pada keberkahan wirid-wirid yang disusunnya seperti Imam Abul Hasan asy-Syadzili.
Beliau memang sudah meninggalkan dunia yang fana ini tetapi tetap hidup di hati para pecintanya. Bahkan para ulama dan auliya’ mereka tidaklah mati begitu saja. Mereka tetap hidup di sisi Allah dan tetap memperoleh rizki dariNya. Ruh mereka bebas berjalan ke mana mereka inginkan sama ketika mereka masih hidup di dunia. Sebab ruh para kekasih Allah tidak dibelenggu atau diikat.
.
Hubungan beliau dengan para murid dan pecintanya terus bersambung sekalipun sudah berpindah alam. Banyak diantara murid beliau yang bermimpi mendapatkan petunjuk dan arahan dari beliau. Ketika mereka mendapatkan suatu masalah, beliau datang dalam mimpi untuk membantu memberikan solusi. Demikianlah para auliya’ yang tidak pernah putus mendapat rahmat Allah sekalipun sudah memasuki alam barzakh. Mudah-mudahan Allah mengumpulkan kita bersama beliau dan para auliya’ dalam keadaan ridha dan diridhai oleh Allah Swt. ... Aamiin.
Disusun Ulang Oleh Admin
Referensi:
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد بعدد حروف كلام الله، وصل وسلم عليه وآله في أول الكلام وأوسطه وآخره،اللهم آته الوسيلة والفضيلة برحمتك ياأرحم الراحمين
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Tanggapi ! Bebas Sopan.....