SIAPAKAH HASAN BASHRI ??

ุจู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…,ูˆุจู‡ ู†ุณุชุนูŠู† ุงู„ุญู…ุฏู„ู„ู‡ ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุณุจุญุงู†ู‡ ูˆุจุญู…ุฏู‡ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุงู…ุญู…ุฏ ุงู„ุฃู…ูŠ ูˆ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†


Hasan Al-Bashri adalah sosok ulama tasawwuf yang zuhud dan waraโ€™, beliau pernah memberikan tampilan  (perumpamaan) "bahwa dunia itu laksana seekor ular, terasa mulus jika disentuh oleh tangan, tetapi , 'racun bisa' yang ada padanya dapat mematikan"
Sehingga menurutnya "kenikmatan dan kemegahan duniawi (difinisi) harus ditolak".
 Selanjutnya menurut Hasan Al-Basri, zuhud adalah memerlukan dunia sebagai jembatan yang hanya sebatas dilalui saja tanpa perlu membangun apapun di dalamnya.
          Hasan Al-Bashri lahir  pada tahun 642 M yaitu masa-masa terakhir kekhalifahan Umar bin Khattab, dan beliau menjalani sebagian besar kehidupannya pada masa daulah Bani Umayyah.
Tahun wafatnya adalah 728 M.

            Beliau bermukim di kota Madinah dan Wadi AlQuro, hingga usianya belasan tahun dan kemudian pindah ke Bashrah,pada saat usianya 14 tahun bersama keluarganya. 
Nah Sejak saat itulah ia dikenal dengan sebutan Hasan Al-Bashri atau Hasan yang berasal dari Bashrah. Pada masa kecilnya ia bisa dibilang seorang anak yang cemerlang, ia sudah hafal Al-Qurโ€™an pada saat usianya masih belasan. Hal ini tidak terlepas dari lingkungan tempatnya tumbuh, yaitu berada di lingkungan yang berisi orang-orang yang saleh.
         Pendidikan pertamanya ditempuh di Hijaz, dan banyak berguru hampir kepada semua ulama di kota tersebut. Kepindahannya ke Bashrah berperan penting dalam perkembangan keilmuannya. Bashrah pada saat itu merupakan salah satu kota pusat keilmuan yang memiliki perkembangan ilmu pengetahuan yang luas, sehingga banyak tabiโ€™in yang singgah disana untuk memperdalam keilmuan. Metode pendidikan yang berkembang pada masa itu adalah metode halaqah, Hasan Al-Bashri sendiri rutin mengikuti halaqah Abdullah bin Abbas, sahabat Rasulullah Saw yang dijuluki โ€œPenafsir Al-Qurโ€™an dan tinta umatโ€, dalam halaqah tersebut ia mempelajari tafsir, hadis, serta qiraโ€™at. Ia juga mempelajari bidang fikih, bahasa, dan satra dari sahabat lainnya.

           Kehidupan keilmuannya yang sering ditempuhnya dengan beberapa sahabat Nabi, membuat ilmu yang dimilikinya menjadi semakin luas, ia menjadi seorang alim yang menguasai banyak cabang keilmuan, sehingga pada saat usianya hampir menginjak 20 tahun, ia sudah mulai banyak memberikan nasihat-nasihat keagamaan kepada khalayak ramai. Banyak orang yang datang mengelilingi Hasan Al-Bashri untuk menimba ilmu dan menerima nasehat-nasehat darinya yang menyejukkan hati. Sehingga halaqahnya pada saat itu menjadi halaqah terbesar dengan jumlah pengikut terbanyak.
           Hasan Al-Bashri kemudian menjelma menjadi seorang sufi besar, ia dikabarkan sudah bertemu dengan 70 orang sahabat yang menyaksikan perang badar dan 300 orang sahabat lainnya. Dalam hal ini, Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan bahwa diantara para sahabat yang pernah ditemuinya tersebut adalah Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah dan Aisyah binti Abu Bakar.

Pemikiran Tasawuf Hasan Al-Bashri

             Hasan Al-Bashri adalah orang pertama yang mengajarakan ilmu-ilmu kebatinan, kemurnian akhlak, dan usaha penyucian diri yang dilakukannya di Masjid Bashrah. Ajaran kerohanian yang diberikannya selalu dilandaskan kepada sunnah Nabi yang kemudian mengarah pada tasawuf. Prinsip dasar ajarannya adalah zuhud atau menghindari kesenangan dan kenikmatan duniawi, yang mana prinsip zuhud telah mencakup aspek kemurnian akhlak dan penyucian diri.

            Pemikiran zuhud Hasan Al-Bashri dilatarbelakangi oleh keprihatinannya atas kondisi politik dan pemerintahan itu, para petinggi Daulah Umayah cenderung menjalani kehidupan yang glamor dan senang berfoya-foya, sehingga menjauhkan dirinya dari Allah dan ajaran-Nya. Ia secara terbuka mnegkritik sikap kalangan petinggi tersebut atas gaya hidup mereka. Ia senantiasa hidup dengan sederhana dan benar-benar menjauhi bermacam-macam kenikmatan dunia, atau disebutnya sebagai bersikap rihatin terhadap dunia.

              Hasan Al-Bashri adalah seseorang yang zuhud dan waraโ€™, ia mengumpamakan bahwa dunia itu seperti ular, terasa mulus jika disentuh oleh tangan tetapi bisa yang ada padanya dapat mematikan. Sehingga kenikmatan dan kemegahan duniawi harus ditolak. Selanjutnya menurut Hasan Al-Basri, zuhud adalah memerlukan dunia sebagai jembatan yang hanya sebatas dilalui saja tanpa perlu membangun apapun di dalamnya.

Selengkapnya di sini ๐Ÿ‘‡โ˜•๏ธ

Referensi 


 ุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ ุณูŠุฏู†ุง ู…ุญู…ุฏ ุจุนุฏุฏ ุญุฑูˆู ูƒู„ุงู… ุงู„ู„ู‡ุŒ ูˆุตู„ ูˆุณู„ู… ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ููŠ ุฃูˆู„ ุงู„ูƒู„ุงู… ูˆุฃูˆุณุทู‡ ูˆุขุฎุฑู‡ุŒุงู„ู„ู‡ู… ุขุชู‡ ุงู„ูˆุณูŠู„ุฉ ูˆุงู„ูุถูŠู„ุฉ ุจุฑุญู…ุชูƒ ูŠุงุฃุฑุญู… ุงู„ุฑุงุญู…ูŠู†

Komentar

Postingan Populer