SUDAH TERLIHATKAH PENGAMALAN SILA KE-3 DARI PANCASILA?? , SEPERTI CERITA DI BAWAH INI

Pengajian Ke 158
بــــــــسم الله الرحمن الرحيم,وبه نستعين الحمدلله وصلى الله
 على سيدنامحمد وعلى آله أجمعين 


Budayakan membaca sampai habis!!

          Suatu siang waktu di SINGAPURA, saya pernah menyuruh seorang sahabat membeli Gula dan Beras.

          Hampir setengah jam saya menunggu, dia pun datang dgn sepeda motornya.
Saya bertanya heran, *_Kok lama sekali hanya untuk membeli Gula dan Beras padahal banyak toko di pinggir jalan yg menjual SEMBAKO.?!_*

*"IYA",.. saya membeli di toko MAK CIK Salma, yg juga menjual Sembako di Jalan di depan  rumahnya*, jawabnya.

*“Lah, kenapa mesti kesana, di pinggir jalan raya sini kan lebih dekat ?”*, tanya saya penasaran.
*”mak cik Salma Seorang Muslimah…!”* tegasnya.
           Dia pun bercerita Panjang tentang  pengalamannya, bahwa dia dulu pernah bekerja _free time_ di Restoran milik orang Jepang,  di New York, USA.Untuk belanja kebutuhan Restoran, hingga tissue,  karyawan yg bertugas diharuskan membeli di Toko yg pemiliknya orang yg sama-2 berkebangsaan Jepang.

          Sudah menjadi pemandangan biasa selama Di New York, USA, saya melihat orang-2 Korea belanja di market orang Korea, Orang China belanja di toko China. Bahkan pernah suatu siang, di pinggir jalan di kota Big Apple tsb, saya memperhatikan seorang kakek berdiri lama di pinggir jalan di dekat rambu penyetopan taksi.
Beberapa taksi yg kosong sudah memberi isyarat padanya, tapi si kakek tidak juga naik. 

Penasaran, saya berjalan menghampirinya, dan bertanya, *Kakek mau naik taksi?”*
*“Iya,"* jawabnya.

*“Tapi knapa taksi2  kosong yg lewat tidak distop ?."*

Dia tertawa kecil, *“Saya hanya mau naik taksi yg dimiliki pengusaha Yahudi.”*

*"Tapi bukankah di sini panas? Kakek sudah lama menunggu…?”*

*“Tidak apa-2. Ini pengorbanan untuk saudara-2ku…”*

Saya termangu dgn pikiran menerawang 

          Andaikata umat Islam yg banyak ini meneladani orang-2  Yahudi, Jepang, Korea & China, yg sangat selektif kepada siapa mereka *membelanjakan* uangnya, betapa dahsyat hasilnya bagi perekonomian umat Rasulullah ini.
          Jangankan masyarakat awam, para aktivis Islam saja banyak yg kurang peduli dengan *jihad ekonomi* ini. 
Mereka ambil gampangnya, --- minim  berkorban.  

*“Ngapain susah2 belanja, toh jumlahnya tidak banyak.”*_
*“Ngapain nyusahin diri sendiri….”_*

 *"Itu HANYALAH sedikit dari sekian banyak dalih kenapa  membelanjakan uang untk kantong orang lain."*

          Nah, mari kita mulai meneladani sikap orang  Jepang, Korea, China dan Yahudi ketika  berbelanja.  

Kita beli barang-2 kebutuhan harian, sepatu, baju dll di warung-2 saudara-2 kita yg seiman. *Mahal sedikit, anggap saja bersedekah.*

*Itu RASIS ?*. 
*OKE,... BUKANKAH MEREKA JUGA RASIS ???*

          Tuhan telah mengajarkan kepada kita untuk selalu bersatu dalam kebenaran ,seperti Firman-Nya :
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, (Q.S. Ali Imran [3]: 103)

           Dalam salah satu laman dinyatakan bahwa KAMENAG telah menjadikan ayat ini sebagai sandaran untuk sila ke-3, tapi bagaimana kenyataannya kita bisa menjawab sendiri dengan realita yang ada, semoga tulisan ini bermanfaat

By Ahmad Hikam Suni 


 اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد بعدد حروف كلام الله، وصل وسلم عليه وآله في أول الكلام وأوسطه وآخره،اللهم آته الوسيلة والفضيلة برحمتك ياأرحم الراحمين

Komentar

Postingan Populer