SEBUAH TANGGAPAN UNTUK MUSLIM YANG BERKIPRAH DI HARI RAYA NON MUSLIM

Pengajian Ke 141

بــــــــسم الله الرحمن الرحيم,وبه نستعين الحمدلله وصلى الله على سيدنامحمد وعلى آله أجمعين 


Ikut merayakan hari raya Non Muslim ,termasuk Imlek ,Natalan dsb
,meramaikan dan seolah menjadi bagian dari hari-hari agama mereka ( seperti video diatas ) dapat menggugurkan islam seorang muslim,sikap demikian termasuk salah satu dari 10 Perkara yang dapat menggugurkan Iman,
Pemirsa boleh memperhatikan keterangan itu dibawah ini !!
10 PERKARA PENGGUGUR IMAN


Sebuah  hadits menyebutkan seperti dibawah ini :

- من مشى معَ ظالِمٍ ليُقَوِّيَهُ وهوَ يعلمُ أنَّهُ ظالِمٌ ، فقد خرجَ مِنَ الإسلامِ ( شعب الإيمان للبيهقي والكبير للطبرني )

Siapa yang Bersama dengan Orang Zholim, Dia Membantu Orang Zholim Itu, padahal Dia Tahu bahwa Orang Itu Zholim, maka Orang yang Membantu si Zholim Itu Telah Keluar dari Islam(al hadist).

Ungkapan "Orang Zholim" maksudnya adalah Pelaku Syirik Akbar ,bukan semua bentuk kezhaliman ,sebab tidak semua bentuk laku kezhaliman itu dapat mengeluarkan seseorang dari keIslamannya alias murtad

Hadits diatas memang Dhoif ,sehingga hadits itu  tidak bisa menjadi  hujjah ,namun jika ungkapan "Orang Zhalim" diatas bermaksud pelaku syirik ,maka maknanya jadi betul yaitu 
" Orang yang Membantu si Zholim Pelaku Syirik Akbar) Itu Telah Keluar dari Islam" karena ikut membantu "keberlangsungan kesyirikan"  yang merupakan kezhaliman yang amat besar melalui sikap toleransinya yang melampoi batas.

Perhatikan Q.S.Luqman : 13;

إن الشرك لظلم عظيم (لقمن : ١٣)
"Sesungguhnya berbuat Syirik itu adalah Kezhaliman Besar "

Ayat ini menjadi penguat dan memperjelas maksud bentuk kezhaliman pada Hadits diatas. 

Umar pun berpesan:

إِيَّاكُمْ وَرِطَانَةَ الأَعاَجِمِ، وَأَنْ تَدْخُلُوْا عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ يَوْمَ عِيْدِهِمْ فِيْ كَنَائِسِهِمْ فَإِنَّ السُّخْطَةَ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمْ [رواه البيهقي بإسناد صحيح].

Tinggalkanlah bahasa kaum ajam (non-Arab). Janganlah kalian memasuki (perkumpulan) kaum Musyrik dalam hari raya mereka di gereja-gereja mereka. Karena murka Allah akan diturunkan kepada mereka.”
(Hr. al-Baihaqi dengan Isnad yang Shahih)

Kesimpulannya : Ikut menolong kezaliman dalam bentuk syirik atau dosa besar lainnya, ini jelas dapat membuat seseorang gugur imannya,kecuali jika ia dalam kondisi terpaksa ikut melaksanakannya.

Selanjutanya.....

"Abu Jahal meminta Rasululloh bertoleransi terhadap agama Jahiliah "

Pemirsa budiman bisa membaca penjelasan dibawah ini sebagai pembanding dan keterangan tambahan ,bahwa betapa tercelanya "ikut merayakan hari raya agama lain"

Al Imam Jalaluddin as Sayuthiy rahimahullah berkata di dalam Kitabnya Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul :

[“Ibnu Mardawaih dan Ibnu Abi Hatim mengeluarkan dari jalur Ibnu Ishaq dari Muhammad Ibnu Abi Muhammad dari ‘Ikrimah ]

Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas berkata:
"Umayyah Ibnu Khalaf , Abu Jahl Ibnu Hisyam dan sejumlah tokoh dari Quraisy keluar dan terus mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, kemudian mereka berkata :

“Hai Muhammad, mari kesini kamu usap tuhan-tuhan kami dan (nanti) kami masuk bersama kamu di dalam agamamu.”

Sedangkan beliau ini menginginkan keislaman kaumnya, maka beliau luluh terhadap mereka, maka Allah menurunkan:

وَاِنۡ كَادُوۡا لَيَـفۡتِنُوۡنَكَ عَنِ الَّذِىۡۤ اَوۡحَيۡنَاۤ اِلَيۡكَ لِتَفۡتَرِىَ عَلَيۡنَا غَيۡرَهٗ‌ ‌ۖ وَاِذًا لَّاتَّخَذُوۡكَ خَلِيۡلًا

Dan mereka hampir memalingkan engkau (Muhammad) dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami; dan jika demikian tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia.

وَلَوۡلَاۤ اَنۡ ثَبَّتۡنٰكَ لَقَدۡ كِدْتَّ تَرۡكَنُ اِلَيۡهِمۡ شَيۡــًٔـا قَلِيۡلًا

Dan sekiranya Kami tidak memperteguh (hati)mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka.[Al Isra: 73]

Ini adalah atsar yang paling shahih yang ada tentang sebab nuzul ayat itu, dan ia adalah isnad jayyid (sanad yang bagus) dan ia memiliki atsar penguat.

Abu Asy Syaikh mengeluarkan dari Sa’id Ibnu Jubair, berkata: "Adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam mengusap hajar (aswad), maka mereka (orang-orang musyrik) berkata: “Kami tidak akan membiarkan kamu mengusap (hajar aswad) sampai kamu memeluk tuhan-tuhan kami,” maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berkata: “Tidak ada masalah seandainya saya melakukan (hal itu) sedangkan Allah mengetahui dari saya penyelisihannya.” Maka ayat itu turun.

Di dalam Asbab nuzul ayat-ayat di atas para pembesar Quraisy memberikan tawaran, janji, dan jaminan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, tapi dengan syarat yang harus ditunaikan oleh beliau.;Yaitu mereka menjanjikan akan masuk Islam , dengan syarat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam mengusap berhala-berhala mereka, dan karena sangat inginnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap keislaman mereka yang akan berdampak kepada keislaman bangsa Quraisy karena yang menjanjikan janji tadi adalah para pemuka Quraisy, maka hampir saja Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam mengikuti tawaran tersebut dengan anggapan bahwa hati beliau tetap bersih dan mengingkari dan Allah ta’ala mengetahui pengingkaran hatinya itu. Maka Allah ta’ala menurunkan ayat tersebut yang mengecam keinginan hati itu dan mengancam andaikata keinginan hati itu direalisasikan.

Allah ta’ala menyatakan bahwa hampir saja orang-orang kafir itu memalingkan Rasulullah dari ajaran Allah, yaitu sekedar mengusap berhala secara dhahir sedangkan bathin mengingkari dengan tujuan meraih mashlahat dakwah berupa keislaman mereka, padahal pengusapan berhala itu bukanlah syirik akbar tapi perbuatan yang haram.

Dan Allah ta’ala mengatakan “agar Engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami”, yaitu bahwa tindakan mengusap berhala itu akan mengundang pertanyaan para sahabat kenapa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam melakukan hal itu padahal perbuatan itu dilarang oleh Allah ta’ala, maka hal itu mendorong Rasulullah untuk mencari alasan untuk melegalkannya, dan itu adalah berdusta atas nama Allah atau mengada-ada yang lain terhadap Allah ta’ala.

Kemudian firman-Nya ta’ala, ”dan jika demikian tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia”, maksudnya andaikata Rasulullah melakukan apa yang mereka inginkan berupa pengusapan berhala walaupun hatinya mengingkari, tentulah orang-orang kafir itu memberikan kepercayaan, kedudukan dan jabatan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam karena beliau telah mengikuti aturan main dan sistim mereka.

Kemudian di dalam ayat-ayat berikutnya Allah ta’ala menjelaskan bahwa Dia-lah yang telah meneguhkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam sehiungga tidak cenderung kepada mereka dan tidak mengikuti tawaran mereka. Dan Dia ta’ala mengancam bahwa andaikata beliau mengikuti tawaran mereka itu, tentu Allah memberikan lipatan adzab di dunia dan di akhirat.

“Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian ia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat. Dan sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” [Al-A’raf : 175-176]

Itulah kecenderungan kepada dunia yang telah menghantarkan Bul’am masa dulu dan Bul’am –Bul’am masa sekarang kepada status hina seperti anjing yang rakus, dimana peringatan ayat-ayat Allah tidaklah membuat mereka menarik diri dari kecenderungannya kepada dunia dan kemudahannya. Sebagaimana peringatan lemparan batu tidak membuat si anjing menarik lidahnya yang menjulur. Itulah perumpamaan bagi para penjual agama, bahkan sebenarnya anjing masih lebih baik daripada mereka, dimana hasil buruan anjing masih halal dan bisa dimakan, dan sedangkan sembelihan mereka adalah tidak halal karena sembelihan orang murtad.

Semoga Allah ta’ala memberikan ‘afiyah bagi agama dan dunia kita….

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, dan segala puji hanya bagi Allah.

Disusun Oleh Ahmad Hikam 

Komentar

Postingan Populer