INILAH TUJUH DALIL MEMBALIKAN 2 TELAPAK TANGAN SAAT QUNUT NAZILAH / TOLAK BALA

Pengajian Ke 97

بــــــــسم الله الرحمن الرحيم,وبه نستعين الحمدلله وصلى الله على سيدنامحمد وعلى آله أجمعين



Beberapa orang bertanya- tanya mungkin tentang membalikkan kedua telapak tangan ;yakni permukaan tangan mengarah ke bumi/ kebawah  sedangkan punggung telapak menghadap kearah langit / atas , pada saat qunut, pertanyaannya  "apakah gerakan atau sikap ini ada pijaknya secara dalil ? 

Jawabnnya tentu ada...., dalil-dalilnya terdapat dalam kitab-kitab yang sudah muktabar,walaupun sebenarnya dalam masalah ini  terdapat ikhtilaf diantara para ulama, yang mempunyai masing-masing dalil dan dasar , baik secara Aqli maupun Naqli , namun demikian  disini saya hanya akan menukilkan dalil "membalikkan kedua telapak tangan pada saat doa tolak bala'", silahkan pemirsa menyimaknya :
 
Dasar yang pertama:

فقد جاء في مسند الإمام أحمد عَنْ خَلادِ بْنِ السَّائِبِ الْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه: (أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا سَأَلَ جَعَلَ بَاطِنَ كَفَّيْهِ إِلَيْهِ، وَإِذَا اسْتَعَاذَ جَعَلَ ظَاهِرَهُمَا إِلَيْهِ).

Terdapat dalam Musnad Ahmad (sebuah hadits )Dari Kholad bin Assaib Al Anshari radhiallohu'anhu "Ketika memohon kepada Allah, beliau (Nabi Saw) menengadahkan telapak tangan beliau (bagian dalam), kemudian ketika memohon perlindungan, beliau membalikkan telapak tangan kedua beliau. (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, dari Al-Saib bin Khalad-hadis hasan).

Dasar yang kedua:

وجاء ( أيضا)في فتح الباري لابن حجر رحمه الله: قال النووي: قال العلماء: السنة في كل دعاء لرفع البلاء أن يرفع يديه جاعلاً ظهور كفيه إلى السماء، وإذا دعا بسؤال شيء وتحصيله أن يجعل بطن كفيه إلى السماء. اهـ.

Terdapat juga hal ini dalam kitab Fathul Bari Ibnu Hajar (sebuah hadits ).

Imam Nawawi berkata :berkata para Ulama : merupakan sunnah dalam doa tolak bala' dengan membalikkan kedua telapak tangan yang punggung nya menghadap ke langit 

[kemungkinan wawu fathah/وَجاء ini mengatof pada lafaz (وجاء في مسند)oleh sebab itu penulis menambahkan lafazh (أيضا )sesudahnya]



Dasar yang ketiga:

Di tempat yang lain Imam Nawawi berkata:

قال النووي رحمه الله 
" قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا وَغَيْرُهُمْ: السُّنَّةُ فِي كُلِّ دُعَاءٍ لِرَفْعِ بَلَاءٍ ، كَالْقَحْطِ وَنَحْوِهِ ، أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ وَيَجْعَلَ ظَهْرَ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، وَإِذَا دَعَا لِسُؤَالِ شَيْءٍ وَتَحْصِيلِهِ ، جَعَلَ بَطْنَ كَفَّيْهِ إلى السماء " انتهى من " شرح النووي على مسلم " (6/ 190) .
وقد احتجوا بما رواه مسلم (895) عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، ( أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَسْقَى، فَأَشَارَ بِظَهْرِ كَفَّيْهِ إِلَى السَّمَاءِ )
Para ulama kita dan juga segolangan Ulama dari mazhab lain telah berfatwa bahwa "sunnah dalam doa tolak bala' seperti masa paceklik dsb... yaitu doa mengangkat tangan sembari membalikkan kedua telapak tangan yakni punggung telapak tangan kearah langit, namun jika meminta sesuatu maka permukaan tangan yang menghadap ke langit,demikian dalam Syarat Muslim Karangan Imam Nawawi.
Para Ulama tersebut beralasan dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik  radhiallohu'anhu  yaitu "jika Nabi shallallahu'alaihi walihi wasallam minta hujan beliau akan berdoa dengan kedua telapakkannya ; memberikan isyarat dengan membalikkan kedua telapak tangan yang punggung nya menghadap ke langit

Dasar Keempat 

ويسـن رفع يـديه فى القنـوت ويجعـل بطنـهما لجهـة السـماء عند طلـب تحصـيل الخير – و ظهرهما عنـد طلب رفع الشـر  وهـكذا سـائر الأدعيـة  ولا يسـن مسـح الوجـه عقـب الدعـاء فى الصـلاة بل الأولى تـركه  بخـلاف خارجهـا  فيسـن مسح الوجه لا الصـدر ولو خارجهـا .

Disunahkan mengangkat kedua tangan (bagi orang yang shalat) ketika membaca doa qunut, dan menjadikan telapak tangannya (bagian dalam) mengarah ke atas/langit, pada saat mengharapkan sesuatu permohonan yang baik. Dan membalikkanya ketika mengharap hilangnya keburukan (musibah). Yang demikian ini dapat dikerjakan pada seluruh doa (baik qunut Subuh maupun bukan. Dan tidak disunahkan bagi orang yang selesai membaca doa qunut untuk mengusapkan tangannya ke wajahnya, bahkan sebaliknya, sebaiknya ia tinggalkan itu. Berbeda ketika berdoa di luar shalat, maka disunahkan baginya menyapukan telapak tangannya itu ke wajah, bukan ke dadanya.

Dasar yang kelima:

( وقوله رفع يـديه فـيه ) أى فى القنـوت  وكذا فى سـائر الأدعـية ولو فى غير الصلاة رفعـا مقتصدا بتفـريق أو جمع وهـو أولى وكشـفهما ورفع أصـابعهـما وجعل بطنونهما إلى السـماء فى الثــناء مطلقــا وكـذا فى الدعـاء إن لم يكن بدفع شـئ  وإلا فعـكســه .

Dikatakan: (ketika mengangkat tangannya waktu qunut), hal itu berlaku di semua doa, baik dalam maupun di luar shalat. Caranya: mengangkat kedua tangan bisa jadi dipisahkan atau dikumpulkan, itu lebih utama. Bisa jadi membuka dan mengangkat jari-jari kedua tangan, dan menengadahkan bagian dalam telapak tangannya ke atas dalam doa puji-pujian itu berlaku dalam semua doa, tetapi untuk doa minta perlindungan telapak tangan dibalikkannya.

Dasar Yang Keenam 

وذهب جماعة من أهل العلم إلى أن الدعاء إذا كان لرفع البلاء ، جعل ظهر كفيه إلى السماء ، وإذا كان لطلب شيء وتحصيله 
(جعل بطن كفيه إلى السماء .( حاشية البيجري

Segolongan Ahlul Ilmi mengambil pendapatnya bahwa suatu doa apabila tujuannya untuk menghilangkan bala maka posisi punggung kedua belah tangan menghadap ke langit dan apabila untuk menginginkan dan memperoleh sesuatu maka posisinya permukaan kedua tangan yang menghadap ke langit sedangkan punggungnya menghadap ke bumi.


Dasar Yang Ke Tujuh

ا الشيخ أحمد شريف النعسان
فإنه يستحبُّ قلب الكفين أثناء الدعاء، إذا كان الداعي يستعيذ بالله تعالى من أمر، أو كان الدعاء لرفع بلاء. هذا، والله تعالى 
أعلم.
Syekh Ahmad Syarif Anna'san berkata : berkata disukai atau mustahab membalik kedua telapak tangan jika orang yang berdoa itu mohon perlindungan dari Allah karena suatu urusan atau doa untuk tolak bala Allah ta'ala a'lam

Kesimpulan :
Membalikkan dua telapak tangan untuk tolak bala itu ada dalilnya walaupun terdapat ikhtilaf , jadi bukan perbuatan ikut-ikutan yang tidak berdasar.

Ciri-ciri Shighah Qunut Nazilah
Adapun ciri-cirinya biasanya lafaz doanya didahului oleh :
1.اللهم إنانعوذ ب....
2.أللهم أدفع عن .....
3.اللهم اصرف عنا...
Dan lain sebagainya

Adapun hukum Qunut Nazilah itu sendiri menurut mazhab Syafi’i adalah sunnah ketika terjadi malapetaka atau bahaya yang menimpa kaum muslimin atau sebagiannya. Sedangkan waktu pelaksanaannya adalah ketika berdiri bangun dari ruku’ (i’tidal) dalam kelima shalat fardhu, dilainkan waktu insyaallah akan saya tuliskan dasar-dasar kesunnahannya.

Wallohu'alam 

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد بعدد حروف كلام الله، وصل وسلم عليه وآله في أول الكلام وأوسطه وآخره،اللهم آته الوسيلة والفضيلة برحمتك ياأرحم الراحمين 

By : Ahmad Hikam Suni

 
———————————-
Sumber :
1.al-Jami’u al-Shaghir (247), al-Fiqhu al-Islamy (143)
2.a.al-Bajuri, J.I/163.
b. (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan kedua, 1999 M/1420 H, juz I, halaman 314)
3.Qalyuby Mahally, I/157
4.https://www.google.com/amp/s/islamqa.info/amp/ar/answers/247603
—————————————–

Komentar

Postingan Populer