MENGAPA DOA-DOA UMAT ISLAM SEPERTI TIDAK DITANGGAPI OLEH ALLAT TA'ALA; TIDAK BEREFEK ; TIDAK TERKABUL? , INILAH PENJELASAN HADITSNYA ; MARI KITA SIMAK DISINI!

Pengajian Ke 88

ุจู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…,ูˆุจู‡ ู†ุณุชุนูŠู† ุงู„ุญู…ุฏู„ู„ู‡ ูˆุตู„ู‰ 
ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ุณูŠุฏู†ุงู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู†



Jawabannya karena umat Islam sadar atau tidak sadar rata- rata telah meninggalkan salah satu perintah AllohTa'ala yaitu " Amar makruf nahi mungkar" , kita semua termasuk para ulama dan ustadz sudah tidak bisa menyangkal lagi pernyataan ini karena ini jelas dalilnya , dibawah ini ada 3 dalil hadits yang saya tuliskan untuk dijadikan pijakan dan bahan renungan kita semua.

Dalil-dalil 
1. Pada Kitab Tanbihul Ghofilin di Halaman 33,Bab Amar Makruh Nahi Mungkar , Al Faqih Abu  Laits Samarqandi rahimullohuta'ala menulis dua buah Hadits sebagai berikut :
ุนูŽู†ู’ ุญูุฐูŠูุฉูŽ ๏ดุŒ ุนู† ุงู„ู†ู‘ูŽุจูŠู‘ู ๏ทบ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูˆุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู†ูŽูู’ุณููŠ ุจููŠูŽุฏูู‡ูุŒ ู„ูŽุชูŽุฃู’ู…ูุฑูู†ู‘ูŽ ุจุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆููุŒ ูˆู„ูŽุชูŽู†ู’ู‡ูŽูˆูู†ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูุŒ ุฃูŽูˆู’ ู„ูŽูŠููˆุดููƒูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุจู’ุนูŽุซูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุนูู‚ูŽุงุจู‹ุง ู…ูู†ู’ู‡ูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽุฏู’ุนููˆู†ูŽู‡ู ููŽู„ุง ูŠูุณู’ุชูŽุฌุงุจู ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ ูˆูŽู‚ุงู„ูŽ: ุญุฏูŠุซูŒ ุญุณู†ูŒ.
Dari Khudzaifah radhiallohu'anhu dari Nabi shalallahu'alahiwalihiwasallam bersabda: "demi yang ada dalam genggamannya, kalian harus betul-betul memerintahkah kemakrufan dan mencegah kemungkaran atau Allah akan menimpakan azab atas kalian, kemudian kalian berdoa kepada-Nya, lalu doa kalian tidak akan dikabulkan"(HR at-Tirmidzi).

Mengenai hadits ini dalam kitab yang lain para ulama berkata :

ู‚ุงู„ ุงู„ุนู„ู…ุงุก ุนู† ู‡ุฐุง ุงู„ุญุฏูŠุซ ููŠู‡: "ุฏู„ูŠู„ ุนู„ู‰ ุฃู† ุงู„ุจู„ุงุก ู‚ุฏ ูŠุฑูุน ุนู† ุบูŠุฑ ุงู„ุตุงู„ุญูŠู† ุฅุฐุง ูƒุซุฑ ุงู„ุตุงู„ุญูˆู†. ูุฃู…ุง ุฅุฐุง ูƒุซุฑ ุงู„ู…ูุณุฏูˆู† ูˆู‚ู„ ุงู„ุตุงู„ุญูˆู† ู‡ู„ูƒ ุงู„ู…ูุณุฏูˆู† ูˆุงู„ุตุงู„ุญูˆู† ู…ุนู‡ู… ุฅุฐุง ู„ู… ูŠุฃู…ุฑูˆุง ุจุงู„ู…ุนุฑูˆู ูˆูŠูƒุฑู‡ูˆุง ู…ุง ุตู†ุน ุงู„ู…ูุณุฏูˆู†ุŒ ูˆู‡ูˆ ู…ุนู†ู‰ ู‚ูˆู„ู‡ {ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุงู’ ููุชู’ู†ูŽุฉู‹ ู„ุงู‘ูŽ ุชูุตููŠุจูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุธูŽู„ูŽู…ููˆุงู’ ู…ูู†ูƒูู…ู’ ุฎูŽุขุตู‘ูŽุฉู‹} ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุฃู†ูุงู„(25)

"Dalam hadits ini terdapat suatu dalil bahwa  terkadang Allah ta'ala mengangkat azab atau musibah dari suatu tempat karena orang-orang Saleh lebih dominan daripada orang - orang jahat,namun jika orang-orang yang jahat dan para perusak jumlahnya lebih dominan maka Allah akan menurunkan musibah atau siksanya secara keseluruhan  ( tanpa peduli ahli maksiat dan orang- orang soleh ) Jika orang - orang soleh itu tidak melaksanakan Amar ma'ruf nahi munkar. Inilah makna ayat "takutlah kalian dengan suatu fitnah(mushibah) yang menimpa tidak hanya kepada kepada orang-orang zalim secara khusus"

2.Atsar Abu Darda
ูˆู‚ุงู„ ุฃุจูˆ ุงู„ุฏุฑุฏุงุก: ู„ุชุฃู…ุฑู†ู‘ ุจุงู„ู…ุนุฑูˆู ูˆู„ุชู†ู‡ูˆู†ู‘ ุนู† ุงู„ู…ู†ูƒุฑ ุฃูˆ ู„ูŠุณู„ุทู† ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠูƒู… ุณู„ุทุงู†ุง ุธุงู„ู…ุง ู„ุง ูŠุฌู„ู‘ ูƒุจูŠุฑูƒู… ูˆู„ุง ูŠุฑุญู… ุตุบูŠุฑูƒู… ูˆูŠุฏุนูˆ ุฎูŠุงุฑูƒู… ูู„ุง ูŠุณุชุฌุงุจ ู„ู‡ู…ุŒ ูˆูŠุณุชู†ุตุฑูˆู† ูู„ุง ูŠู†ุตุฑูˆู†ุŒ ูˆูŠุณุชุบูุฑูˆู† ูู„ุง ูŠุบูุฑ ู„ู‡ู….
Berkata Abu Darda' radhiallahuโ€™anhu 
kalian harus betul-betul memerintahkah kemakrufan dan mencegah kemungkaran atau kalau tidak Alloh akan mempekerjakan Penguasa Zalim menjadi raja kalian,Raja yang tidak punya rasa hormat kepada orang- orang tua (Tokoh dan pemuka agama dan masyarakat); tidak sayang kepada kaum muda, doa ( istighotsah ) dari Tokoh-tokoh agama dan masyarakat tidak dikabulkanNya, mereka Minta tolong dan ampunan Alloh tidak kunjung memberikan pertolongan dan ampunan.

[Atsar = semua ucapan dan perbuatan yang disandarkan kepada Sahabat dan Tabiin namun terdapat khilaf dalam definisinya].

Atsar ini sesuai dengan Hadits Ibnu Umar di bawah ini :77

3.Hadits  Ibnu Umar
ุนูŽู†ู ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุŒ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ : " ู„ูŽุชูŽุฃู’ู…ูุฑูู†ู‘ูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู ุŒ ูˆูŽู„ูŽุชูŽู†ู’ู‡ูŽูˆูู†ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ุฃูŽูˆู’ ู„ูŽูŠูุณูŽู„ู‘ูุทูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุดูุฑูŽุงุฑูŽูƒูู…ู’ ุŒ ููŽู„ูŽูŠูŽุณููˆู…ูู†ูŽูƒูู…ู’ ุณููˆุกูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฐูŽุงุจู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฏู’ุนููˆ ุฎููŠูŽุงุฑููƒูู…ู’ ููŽู„ุง ูŠูุณู’ุชูŽุฌูŽุงุจู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุŒ ู„ูŽุชูŽุฃู’ู…ูุฑูู†ู‘ูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ุฑููˆูู ุŒ ูˆูŽู„ูŽุชูŽู†ู’ู‡ูŽูˆูู†ู‘ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ุŒ ุฃูŽูˆู’ ู„ูŽูŠูŽุจู’ุนูŽุซูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ู…ูŽู†ู’ ู„ุง ูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู ุตูŽุบููŠุฑูŽูƒูู…ู’ ุŒ ูˆูŽู„ุง ูŠููˆูŽู‚ู‘ูุฑู ูƒูŽุจููŠุฑูŽูƒูู…ู’ " .

Berkata Ibnu Umar radhiallahuโ€™anhu 
kalian harus betul-betul memerintahkah kemakrufan dan mencegah kemungkaran atau kalau tidak Alloh akan mempekerjakan makhluk-makhluk yang berperangai jahat menjadi raja kalian,lantas Alloh mengirim siksa yang buruk kepada kalian,lalu para tokoh kalian memohon ; berdoa ( beristighotsah, agar Alloh menyelesaikan semua permasalahan, namun ) Dia tidak mengabulkan (-dengan kata lain -semua semoga tidak ditanggapiNya, oleh sebab itu )kalian harus (perhatikan)betul-betul memerintahkah kemakrufan dan mencegah kemungkaran atau kalau tidak Alloh akan mengirim seorang raja ( aparat) yang zalim ;tidak punya kasih sayang kepada kamu muda dan tidak hormat kepada para ulama ( sesepuh dan tokoh agama)

ุงู„ุญุงุตู„ ุฃู† ุงู„ุฃู…ุฑ ุจุงู„ู…ุนุฑูˆู ูˆุงู„ู†ู‡ูŠ ุนู† ู…ู†ูƒุฑ ุฃูŠ ุงู„ุฏุนูˆุฉ ุฅู„ู‰ ุงู„ุญู‚ ูˆุงู„ุฎูŠุฑุงุช ูˆุงุธูุฉ ูƒู„ ูˆุงุญุฏ ู…ู† ุงู„ู…ุณู„ู…ูŠู† ุนุงู…ุฉ ุŒ ูˆุงู„ุนู„ู…ุงุก ุฎุขุตุฉ  ุŒ ูˆุชุทู„ุจ ุงู„ุฏุนุงุฉ ู…ู† ุงู„ุนู„ู… ู…ุน ู…ุทุจู‚ุฉ ุงู„ุญุงู„ ุชุฏุฑูŠุฌูŠุงุŒ ูˆุณุฃูƒุชุจ ุฅู† ุดุงุกุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ูƒูŠููŠุฉ ุงู„ุฏุนูˆุฉ ูˆู…ูƒุงู†ู‡ ูˆูˆู‚ุชู‡ุง ู…ุฎุชุตุฑุง .

"Pada intinya bahwa Amar Ma'ruf dan nahi munkar atau dengan kata lain yaitu dakwah mengajak kepada  yang Haq dan berbagai macam kebaikan merupakan kewajiban setiap individu muslim secara cara umum dan tugas ulama secara khusus , selanjutnya dalam dakwah ini ini dituntut juga dengan bekal ilmu sesuai keadaan secara bertahap , suatu saat nanti Insya Allah saya akan menulis cara dakwah tempat dan waktunya secara ringkas"

Wallohu'alam

Penulis Ahmad Hikam Suni

๐Ÿ”ทReferensi  :
๐Ÿ”˜Kitab Tanbihul Ghofilin
๐Ÿ”˜https://www.alimam.ws/ref/300 ( terdapat pdfnya 1 halaman)

Komentar

Postingan Populer